Judul buku: TEROR
Penulis: Lexie Xu
Penerbit: Gramedia
Pustaka Utama
Terbit: Mei 2012
Jumlah halaman: 272
Serial: Johan Series #4
Serial: Johan Series #4
ISBN: 9786020312965
Format: Paperback
Genre: Thriller, romance, teenlit
BLURB:
Namaku Johan, dan akulah
penyebab mimpi buruk semua orang.
Semua orang selalu meremehkanku, mulai dari ibuku hingga
anak-anak tolol di sekolahku, dan aku berhasil memberi mereka pelajaran bahwa
aku tidak bisa diremehkan. Tentu, beberapa akibatnya tak kuduga, seperti aku
telah menewaskan ibuku dan beberapa kecelakaan lain, tetapi itu harga yang
harus kubayar demi menegakkan harga diriku.
Hidupku berubah drastis sejak aku bertemu Jenny, cewek
yang sudah merebut rumah masa kecilku. Bukan itu saja kesalahan yang
dilakukannya, melainkan juga ternyata dia berteman dengan cewek cantik yang
seharusnya menjadi teman, atau lebih baik lagi, pacarku. Aku bertekad akan
menghukum Jenny. Namun kebalikan dari harapanku, akulah yang dijebloskan ke
rumah sakit jiwa.
Di balik dinding yang membatasiku dengan orang-orang
gila, aku mulai menyusun siasat dan rencana. Aku berhasil memperdalam
kemampuanku untuk memengaruhi orang lain, menggerakkan mereka untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan kotorku, bagaikan pion-pion tak berharga yang bisa
kukorbankan sewaktu-waktu.
Sekarang, setelah aku berhasil keluar dari rumah sakit
jiwa, waktunya untuk pembalasan dendam. Mereka semua yang sudah berani
menentangku, akan merasakan akibatnya. Sebab, kali ini aku akan mengirim mereka
semua ke neraka...
SUMMARY:
Novel ini diawali dengan
prolog dari sudut pandang Johan, si psikopat berkepribadian ganda. Ia
menjelaskan bahwa adiknya sebenarnya belum mati, tentu saja itu hanya
pemikirannya. Karena ia berkepribadian ganda, sehingga terkadang, adiknya (yang
ia anggap masih hidup, si Jocelyn) menguasai dirinya, dan si Johan bersuara dan
bertingkah seperti layaknya anak kecil.
Johan menceritakan
bagaimana ia merasa tidak bersalah atas kematian adiknya, ia bekeras bahwa itu
hanya kecelakaan, ia berniat menolongnya, tetapi terlalu takut untuk
melakukannya. Lalu pada akhirnya semua orang pun menyalahkan dirinya sebagai
pelaku pembunuhan adiknya itu. Tidak lama setelah itu, ibunya pun mati bunuh
diri karena tidak bisa hidup tanpa anak kecil perempuannya yang sudah
meninggal. Dan, ya, Johan semakin parah karenanya. Ia hidup dipenuhi amarah,
emosi, dan juga dendam.
Sampai ia mengetahui
Hanny Pelangi, cewek yang menurutnya sangat cantik. Yang menurutnya juga pantas
menjadi pacarnya. Ia pun menyusun rencana untuk itu. Namun ada dua hal yang
menurutnya mengganggu jalannya rencananya, yaitu adiknya dan Jenny Angkasa
(teman baik Hanny).
REVIEW:
Wow. Begitu mulai membaca
novel ini, langsung semangat banget. Jelas dong, blurb-nya saja sudah sudut pandang Johan si psikopat, alias
penyebab semua kejadian mengerikan yang menimpa teman-temannya. Dan tambahan
lagi ada prolog yang juga POV Johan. Sempat kecewa juga sih, karena hanya itu
bagian Johan. Saran buat kak Lex, sepertinya seru deh kalau dibuat POV yang
dominan kepada peran antagonis atau pembuat kekacauan, hehe.
Ada banyak sekali POV di
novel ini, dan sunggahan deh, itu seru banget! Ada Jenny, Hanny, Tory, Tony,
Markus, Frankie, dan juga Les. Jujur, aku suka banget sama POV Les di sini.
Karena ada yang bikin penasaran banget di narasinya. Seperti ini:
Begitu memaski ruangan, tatapanku langsung jatuh pada Jenny. Sejak pertama kali melihat sahabat Hanny itu, aku sudah merasakan sesuatu padanya. Bukan cinta, tentu saja, karena aku tidak akan pernah tertarik pada seorang ABG karena perbedaan usia yang terlalu jauh. Aku kan bukan om-om pemangsa gadis muda. Namun Jenny mengingatkanku pada seorang cewek yang pernah kukenal sewaktu aku masih kecil, juga sewaktu aku masih ABG. Cewek yang sederhana, manis, dan penuh pengertian, cewek yang tidak mungkin bisa kulupakan, cewek yang hingga saat ini masih menghuni temoat paling penting di hatiku.Dan mengingatnya sekarang masih menimbulkan rasa perih di hatiku...
Ya, kan? Bikin penasaran
banget kan? Narasi ini tentu saja membutuhkan penjelasan, hehe.
Dan lagi, aku masih suka
banget sama karakter Tory yang super pemberani. Apalagi saat ia dikurung dalam
satu tempat dengan puluhan ular di sekelilingnya, ia benar-benar tidak putus
asa dan terus mencari celah untuk melawan ular-ular yang tidak berbisa namun
banyak itu. A menggunakan sepatunya untuk memukul ular-ular itu, walaupun
sulit, karena ia dirantai yang membuat pergerakannya terbatas.
Juga karakter Jenny yang
sangat rendah hati dan optimis. Di saat ia satu pesawat dengan Johan, yang
berniat mencelakakan semua orang di pesawat itu menggunakan bom dan ia sudah
menyewa orang untuk membajak pesawat tersebut, Jenny dengan berani berusaha
untuk merebut detenator bom yang dipegang oleh Johan, dan akhirnya niat Johan
pun gagal lagi.
Nah, aku lumayan suka nih
sama karakter Hanny yang sekarang. Akhirnya ia bisa move on juga dari Tony, cowok yang pernah disukainya yang sekarang
menjadi pacar sahabatnya itu. Hanny berpacaran dengan Frankie, yang tentu saja
tulus kepadanya. Perubahan yang sangat baik bagi Hanny berhubung ia terkenal
suka mempermainkan mantan-mantan pacarnya yan terdahulu.
Tony pun akhirnya
menyetujui hubungan Markus dengan kakaknya, Tony. Oh iya, ada juga Inspektur
Lukas di sini. Sang inspektur kembali menangani masalah-masalah ini, berhubung
karena beliau juga pamannya Markus sih, jadi ya lebih mudah untuk dimintai
tolong dan juga dihubungi.
Lalu epilog oleh Hanny.
Epilog yang sedikit menggantung buatku. Karena Hanny biang bahwa ia selalu
merasa diawasi oleh entah apa atau siapa. Tidak mungkin Johan, pikirnya. Karena
Johan sudah mati akibat bunuh diri dari atap dan sudah dikuburkan. Tetapi, apa
mungkin itu hanya perasaannya saja?
Dan, untuk Teror, buku
terakhir Johan Series, aku kasih 5/5 bintang!
Regards,
Suci Noorjannah Novianti
0 komentar:
Posting Komentar