Minggu, 31 Desember 2017

[Book Review] Teror by Lexie Xu



Judul buku: TEROR
Penulis: Lexie Xu
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Mei 2012
Jumlah halaman: 272
Serial: Johan Series #4
ISBN: 9786020312965
Format: Paperback
Genre: Thriller, romance, teenlit


BLURB:
Namaku Johan, dan akulah penyebab mimpi buruk semua orang.
            Semua orang selalu meremehkanku, mulai dari ibuku hingga anak-anak tolol di sekolahku, dan aku berhasil memberi mereka pelajaran bahwa aku tidak bisa diremehkan. Tentu, beberapa akibatnya tak kuduga, seperti aku telah menewaskan ibuku dan beberapa kecelakaan lain, tetapi itu harga yang harus kubayar demi menegakkan harga diriku.
            Hidupku berubah drastis sejak aku bertemu Jenny, cewek yang sudah merebut rumah masa kecilku. Bukan itu saja kesalahan yang dilakukannya, melainkan juga ternyata dia berteman dengan cewek cantik yang seharusnya menjadi teman, atau lebih baik lagi, pacarku. Aku bertekad akan menghukum Jenny. Namun kebalikan dari harapanku, akulah yang dijebloskan ke rumah sakit jiwa.
            Di balik dinding yang membatasiku dengan orang-orang gila, aku mulai menyusun siasat dan rencana. Aku berhasil memperdalam kemampuanku untuk memengaruhi orang lain, menggerakkan mereka untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kotorku, bagaikan pion-pion tak berharga yang bisa kukorbankan sewaktu-waktu.
            Sekarang, setelah aku berhasil keluar dari rumah sakit jiwa, waktunya untuk pembalasan dendam. Mereka semua yang sudah berani menentangku, akan merasakan akibatnya. Sebab, kali ini aku akan mengirim mereka semua ke neraka...

SUMMARY:
Novel ini diawali dengan prolog dari sudut pandang Johan, si psikopat berkepribadian ganda. Ia menjelaskan bahwa adiknya sebenarnya belum mati, tentu saja itu hanya pemikirannya. Karena ia berkepribadian ganda, sehingga terkadang, adiknya (yang ia anggap masih hidup, si Jocelyn) menguasai dirinya, dan si Johan bersuara dan bertingkah seperti layaknya anak kecil.

Johan menceritakan bagaimana ia merasa tidak bersalah atas kematian adiknya, ia bekeras bahwa itu hanya kecelakaan, ia berniat menolongnya, tetapi terlalu takut untuk melakukannya. Lalu pada akhirnya semua orang pun menyalahkan dirinya sebagai pelaku pembunuhan adiknya itu. Tidak lama setelah itu, ibunya pun mati bunuh diri karena tidak bisa hidup tanpa anak kecil perempuannya yang sudah meninggal. Dan, ya, Johan semakin parah karenanya. Ia hidup dipenuhi amarah, emosi, dan juga dendam.

Sampai ia mengetahui Hanny Pelangi, cewek yang menurutnya sangat cantik. Yang menurutnya juga pantas menjadi pacarnya. Ia pun menyusun rencana untuk itu. Namun ada dua hal yang menurutnya mengganggu jalannya rencananya, yaitu adiknya dan Jenny Angkasa (teman baik Hanny).

REVIEW:
Wow. Begitu mulai membaca novel ini, langsung semangat banget. Jelas dong, blurb-nya saja sudah sudut pandang Johan si psikopat, alias penyebab semua kejadian mengerikan yang menimpa teman-temannya. Dan tambahan lagi ada prolog yang juga POV Johan. Sempat kecewa juga sih, karena hanya itu bagian Johan. Saran buat kak Lex, sepertinya seru deh kalau dibuat POV yang dominan kepada peran antagonis atau pembuat kekacauan, hehe.

Ada banyak sekali POV di novel ini, dan sunggahan deh, itu seru banget! Ada Jenny, Hanny, Tory, Tony, Markus, Frankie, dan juga Les. Jujur, aku suka banget sama POV Les di sini. Karena ada yang bikin penasaran banget di narasinya. Seperti ini:
Begitu memaski ruangan, tatapanku langsung jatuh pada Jenny. Sejak pertama kali melihat sahabat Hanny itu, aku sudah merasakan sesuatu padanya. Bukan cinta, tentu saja, karena aku tidak akan pernah tertarik pada seorang ABG karena perbedaan usia yang terlalu jauh. Aku kan bukan om-om pemangsa gadis muda. Namun Jenny mengingatkanku pada seorang cewek yang pernah kukenal sewaktu aku masih kecil, juga sewaktu aku masih ABG. Cewek yang sederhana, manis, dan penuh pengertian, cewek yang tidak mungkin bisa kulupakan, cewek yang hingga saat ini masih menghuni temoat paling penting di hatiku.
Dan mengingatnya sekarang masih menimbulkan rasa perih di hatiku...

Ya, kan? Bikin penasaran banget kan? Narasi ini tentu saja membutuhkan penjelasan, hehe.
Dan lagi, aku masih suka banget sama karakter Tory yang super pemberani. Apalagi saat ia dikurung dalam satu tempat dengan puluhan ular di sekelilingnya, ia benar-benar tidak putus asa dan terus mencari celah untuk melawan ular-ular yang tidak berbisa namun banyak itu. A menggunakan sepatunya untuk memukul ular-ular itu, walaupun sulit, karena ia dirantai yang membuat pergerakannya terbatas.

Juga karakter Jenny yang sangat rendah hati dan optimis. Di saat ia satu pesawat dengan Johan, yang berniat mencelakakan semua orang di pesawat itu menggunakan bom dan ia sudah menyewa orang untuk membajak pesawat tersebut, Jenny dengan berani berusaha untuk merebut detenator bom yang dipegang oleh Johan, dan akhirnya niat Johan pun gagal lagi.

Nah, aku lumayan suka nih sama karakter Hanny yang sekarang. Akhirnya ia bisa move on juga dari Tony, cowok yang pernah disukainya yang sekarang menjadi pacar sahabatnya itu. Hanny berpacaran dengan Frankie, yang tentu saja tulus kepadanya. Perubahan yang sangat baik bagi Hanny berhubung ia terkenal suka mempermainkan mantan-mantan pacarnya yan terdahulu.

Tony pun akhirnya menyetujui hubungan Markus dengan kakaknya, Tony. Oh iya, ada juga Inspektur Lukas di sini. Sang inspektur kembali menangani masalah-masalah ini, berhubung karena beliau juga pamannya Markus sih, jadi ya lebih mudah untuk dimintai tolong dan juga dihubungi.

Lalu epilog oleh Hanny. Epilog yang sedikit menggantung buatku. Karena Hanny biang bahwa ia selalu merasa diawasi oleh entah apa atau siapa. Tidak mungkin Johan, pikirnya. Karena Johan sudah mati akibat bunuh diri dari atap dan sudah dikuburkan. Tetapi, apa mungkin itu hanya perasaannya saja?

Dan, untuk Teror, buku terakhir Johan Series, aku kasih 5/5 bintang!

Regards,
Suci Noorjannah Novianti

0 komentar: