Rabu, 23 Desember 2015

Cerpen JKT48 : JANJI BECHI [BEBY OCHI]

            “Aku hitung yaa! Satu.. dua.. tiga.. empat.. lima.. enam.. tujuh.. delapan.. sembilan.. sepuluh! Sudah?” tanya Beby meyakinkan bahwa teman-temannya sudah bersembunyi. Yap, mereka sedang bermain petak umpet!            “Suasana sudah hening, berarti mereka sudah bersembunyi” batin Beby. Ia pun bergegas mencari teman-temannya yang sedang bersembunyi.
            “Aku tau nih tempat persembunyian Kinal!” seru Beby. Ia pun mengendap-endap kearah semak-semak.
            “Nah, bener kan. Ada Kinal disini!” ucap Beby pelan saat melihat sebagian kepala Kinal yang muncul diantara semak-semak tersebut.
            “DORR! Dapat kau!” seru Beby mengejutkan Kinal.
            “Ih, Beby! Kamu cepet banget sih nemuin aku!” kata Kinal rada kesal.
            “Wlee” ucap Beby sambil menjulurkan lidahnya “salah sendiri kamu kalau lagi main petak umpet selalu sembunyi di semak-semak. Ya jelaslah aku hapal! Haha!” sambung Beby dengan diiringi tawanya.
            “Yaudah, sekarang yuk kita cari Cindy, Ochi, sama Stella!” ujar Beby. Kinal pun menurut dengan ajakan Beby.

****
Sepuluh menit kemudian …
            “Ih, rese banget nih mereka bertiga. Selalu aja susah ditemuin!” keluh Beby.
            “Yaudah deh. Aku nyerah!” teriak Beby agar teman-temannya dapat mendengar suaranya. Tak lama muncullah Cindy, Stella, dan Ochi dari tempat persembunyiannya.
            “Kalian susah banget tau dicariin. Emang kalian sembunyi dimana sih?” tanya Beby.
            “Rahasiaaaa, hihi” seru mereka berbarengan. Ekspresi Beby pun berubah menjadi ekspresi cemberut. Ia memonyongkan bibirnya dan sedikit mengembungkan pipinya. Namun ekspresinya itu bukannya terihat menjadi ekspresi kesal, melainkan ekspresi imut. Hihi.
            “Kalian semua pasti lagi capek kan habis main petak umpet? Nih tante bawain kalian sirup. Minum gih, biar hausnya hilang” ujar Mamanya Beby yang tiba-tiba saja datang sambil membawa lengser berisikan lima gelas sirup dengan tambahan es batu didalamnya. Tentunya akan membuat tenggorokkan mereka terasa segar setelah meminumnya.
            “Makasih Ma!” kata Beby.
            “Makasih tante!” sambung yang lainnya. Mamanya Beby yang melihat itu, hanya senyum-senyum saja sambil masuk kerumah.
            “Sirup bikinan Mama kamu enak banget Beb!” komentar Kinal.
            “Ya elah. Gombal lu lebay ah Nal. Itu sirup kan tinggal di kasih air dingin teus ditambahin es batu. Semua juga bisa kali” jawab Beby.
            “Haha, tau aja kamu Beb aku lagi ngegombal” balas Kinal sambil cengengesan. Beby hanya geleng-geleng saja melihat aksi temannya yang satu itu.
            “Eh, sudah sore banget nih. Kita pulang yuk. Ntar kita dicariin lagi!” kata Cindy mengingatkan teman-temannya. Ekspresi mereka pun seketika berubah menjadi ekspresi kaget dan seolah_olah mengatakan, “Oh iya!”.
            “Kalau gitu. Kita pulang dulu ya Beby! Makasih banyak yaa” kata Stella mewakili teman-temannya.
            “Iya, sama-sama. Lain kali kita main bareng lagi ya!” seru Beby kepada Stella, Kinal, dan Cindy yang sudah berada jauh dari rumah Beby. Kini tersisa Ochi yang berada dirumah Beby.
            “Beby, aku mau ngomong sesuatu nih sama kamu” ujar Ochi.
            “Ngomong apaan Chi? Kok kayanya serius banget?” tanya Beby lalu duduk disebelah Ochi.
            “Nih, aku punya kalung buat kita berdua. Liontinnya tulisan ‘BeChi’, Beby Ochi. Aku pesan kalung ini sudah lama loh, cuman aku baru sempat ngasihnya sekarang. Nggak apa-apa kan Beb?” tanya Ochi.
            “Nggak papa kok Chi. Aku suka banget sama kalungnya, makasih ya Chi” kata Beby sambil senyuum-senyum melihat kalung pemberian sahabatnya itu.
            “Sama-sama Beb. Oh iya, aku juga punya surat nih buat kamu. Eits, tapi kamu bacanya nanti ya, jangan sekarang!” kata Ochi sambil memberikan sepucuk surat berwarna biru muda dengan ikatan pita itu kepada Beby.
            “Nanti? Kapan? Emangnya kenapa?” tanya Beby bertubi-tubi.
            “Saat umur kamu sudah 20 tahun. Jangan tanya kenapa, nanti kamu bakalan tau sendiri kok” jelas Ochi.
            “Sepuluh tahun lagi dong? Yah, kok lama banget sih Chi?” keluh Beby.
            “Iya, sepuluh tahun lagi. Sudah, jangan kamu fikirin terus, nanti makin lama lho. Eh, sudah sore banget nih Beb. Aku pulang dulu yaa. Besok aku kesini lagi, kita main bareng lagi. Oke?” kata Ochi.
            “Oke! See you tomorrow Ochi!” seru Beby. Ochi pun bergegas pulang kerumahnya sebelum matahari benar-benar menenggelamkan cahayanya.

***
Esoknya …
            Jam 7.30 tepatnya. Ochi sudah berada didepan rumah Beby, ia sudah berniat untuk bermain bersama Beby. Namun ekspresi riangnya menjadi ekspresi terheran-heran. Ochi melihat Beby, Mamaya, dan Papanya sedang mengangkut-angkut beberapa koper besar. Terlebih lagi ada dua buah taxi yang sedang menunggu didepan rumah Beby, membuat Ochi makin bingung dengan semuanya. Tersadar dengan keberadaan Ochi didepan rumahnya, Beby pun segera menghampiri Ochi. Belum sempat lagi Beby berbicara, Ochi sudah mengeluarkan pertanyaan yang sedari tadi dipendamnya.
            “Ini ada apa Beb? Kok kamu angkat-angkat koper gitu? Terus ini juga ada dua taxi didepan rumah kamu. Ini mau ngapain Beb??” tanya Ochi bertubi-tubi.
            “Maafin aku Chi. Aku harus pindah ke Bandung” ujar Beby seraya tertunduk. Ia tak sanggup melihat reaksi sahabat karibnya itu.
            “Pindah? Ke Bandung? Kok kamu nggak bilang sama aku sih Beb?” tanya Ochi.
            “Papaku ada pekerjaan mendadak yang mengharuskan pindah ke Bandung. Aku sama Mama harus ikut. Kita di Bandung selama 10 tahun” jelas Beby.
            “Jadi kamu bakalan ninggalin aku di Jakarta Beb? Kamu jahat!!” teriak Ochi. Ia pun berlari dan berniat pulang kerumahnya. Namun dengan sigap, Beby menahan tangan Ochi.
            “Tunggu Chi! Aku nggak bakalan ninggalin kamu! Sepuluh tahun lagi aku bakalan balik ke Jakarta. Tepat saat umur aku 20 tahun. Sama kaya kamu! Bertepatan juga sama saatnya aku buka surat dari kamu! Aku janji, sepuluh tahun lagi, aku bakalan balik ke Jakarta dan aku nggak bakalan ninggalin kamu lagi.kita bisa ngumpul bareng lagi. Ya? Ingat, tepat sepuluh tahun lagi, ditanggal yang sama, di bulan yang sama, di jam yang sama. Kita ketemuan ditaman didekat persimpangan sana. Oke?” kata Beby.
            “Tapi Beb, kalau nggak ada kamu, aku bakal kesepian disini” kata Ochi.
            “Engga bakalan Chi. Ada Cindy, Kinal, sama Stella kan? Mereka bisa jadi penggantiku untuk sementara” ujar Beby.
            “Enggak Beb! Enggak! Mereka beda sama kamu. Aku pasti bakal kesepian banget! Pasti hari-hari hariku nggak seceria saat kamu masih ada. Aku mohoooon banget. Jangan tinggalin aku Beb!!” rintih Ochi. Tanpa disadarinya, butiran air bening itu pun turun dan mulai membasahi pipinya itu.
            “Ochi, kamu nggak boleh sedih gitu. Kalo kamu sedih terus, aku juga pasti bakalan ikutan sedih. Kan aku sudah janji bakalan balik ke Jakarta sepuluh tahun lagi. Oke?” ucap Beby lembut sambil mengusap air mata Ochi dengan jari-jemarinya.
            “I.. iya” jawab Ochi sesenggukkan karena habis nangis.
            “Nah, gitu dong!” seru Beby sambil tersenyum manis, manisss banget. Lollypop pake gula 10 kilo kalah :3 wkk~
            “Kalau gitu, aku pergi dulu ya Chi. Sepuluh tahun lagi kita bakalan ketemu. I will miss you, Chi” ucap Beby. Ia pun berjalan pelan kearah taxi yang sejak tadi sudah menunggunya. Antara rela, antar tidak untuk meninggalkan sahabatnya, Ochi. Taxi yang ditumpangi Beby itu pun berjalan pelan namun pasti dan menghilang dari pandangan Ochi secara perlahan.
***
            Ochi pun memulai hari-harinya tanpa Beby. Begitupun Beby yang sedang berada di Bandung, ia juga menjalani hari-harinya tanpa Ochi. Hari-hari yang mereka jalani memang berbanding terbalik seperti keadaan dimana mereka masih bersama. Tidak seceria dulu, dan tidak berwarna seperti dulu lagi. Mereka pun berusaha melewati hari-hari pahit mereka itu dengan kesabaran.
***
            Hari demi hari pun berlalu dan terasa begitu amat sangat lama sekali. Hari ini adalah tepat sepuluh tahun perpisahan Beby dan Ochi. Dan hari ini pula saatnya mereka akan kembali berjumpa di Jakarta.
            “Asik. Bentar lagi nyampe Jakarta!” seru beby didalam hati. Ia begitu riang hari ini. Ia juga sudah menyiapkan kado spesial untuk Ochi. Tak lupa juga ia sudah membawa sura pemberian Ochi sepuluh tahun lalu. Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu Beby untuk membuka suart itu pun sudah tiba. Ia pun membuka surat itu diperjalanan menuju Jakarta.

Dear My Best Friend, Beby Chaesara Anadila

            Gimana kabar kamu hari ini? Baik kan? Semoga aja. Sebelumnya, maafin aku ya kalo aku nyuruh kamu buka surat dari aku harus nunggu sampai 10 tahun. Pasti sekarang umur kamu sudah 20 tahun. Harus jadi pribadi yang lebih dewasa lagi ya.
            Aku mau cerita sesuatu nih sama kamu Beb. Boleh kan? Boleh dong! Aku itu seneeeeeeng banget bisa kenal sama kamu, apalagi sekarang aku jadi sahabat kamu. Aku merasa beruntung banget punya sahabat kaya kamu. Sudah baik, cantik, nggak sombong, pengertian, nggak cepat marah, bijaksana, pinter lagi. Aku pengen banget sahabatan sama kamu seumur hidup aku. tapi aku tau, it’s very impossible. Itu nggak mungkin banget terjadi. Sebenarnya aku itu sudah mengidap penyakit Leukimia. Dan dokter bilang umur aku ngga lama lagi. Perkiraan dokter umur aku akan berakhir diumur aku yang ke 20 tahun. Semoga saat kamu baca ini, kita masih bisa bertemu yaa..
            Satu yang pengen aku kasih tau ke kamu. Aku bangga punya sahabat kaya kamu Beb. Terima kasih banyak kamu sudah menghiasi hari-hariku. Maafin kalau aku punya banyak salah sama kamu. Aku harap, kamu nggak akan pernah lupa sama aku walaupun aku sudah pergi nanti. Aku harap, kamu bisa dapat sahabat yang lebih baik lagi dari aku, yang bisa ngertiin perasaan kamu. Satu permintaan terakhirku, jaga surat ini baik-baik yaa. Jaga juga kalung BeChi kita. Cuman 2 benda itu yang menandakan persahabatan kita nggak akan pernah berhenti samapi disini. Thanks for all. I love you so much Beby

With love
From your best friend
-Neneng Roesdiana (Ochi)-

            “Ochi,” ucap Beby lirih. Bersamaan dengan itu, ia sudah sampai di Jakarta entah kenapa, taxi yang digunakan Beby berhenti tepat didepan rumah Ochi. Disana sudah ramai oleh orang-orang, dan didepan rumah Ochi ada bendera kuning.

            “APA??!! BENDERA KUNING??!!” pekik Beby. Ia pun turun dari taxi dan langsung masuk kerumah Ochi. Disana terlihat Ochi sudah terbaring dan di tutupi oleh kain berwarna putih. Wajah Ochi terlihat berseri dan terlihat tersenyum. Beby langsung diguyur airmata kesedihan melihat sahabatnya itu. Beberapa saat kemudian Beby ikut membacakan Surah Yasiin untuk sahabat kesayangannya itu. Setelah itu, Beby pun ikut mengantarkan sahabatnya itu ketempat terakhirnya. Ya, Makam. Setelah pemakaman selesai. Beby menaburkan bunga di makam sahabatnya itu sambil mengucap sebuah janji.
            “Maafin aku Chi. Aku sudah ninggalin kamu selama 10 tahun terakhir. Aku bener-bener nggak tau kalau kamu sakit. Tapi aku janji, aku bakalan jaga keutuhan persahabatan kita sampai kapan pun. Sampai akhir hayatku.. Aku janji Chi, janji!” kata Beby. Setelah itu, ia pun pergi meninggalkan makam sahabatnya dengan perasaan sedih, kecewa, kesal, semuanya bercampur-aduk. Tetapi kesedihannya berkurang setelah mengingat surat Ochi, bahwa ia harus menjaga persahabatan mereka sampai kapanpun.      Yap, sejak saat itu prinsip Beby adalah:
Persahabatan itu tak kenal waktu, tak kenal tempat,tak pandang bulu dan tak kenal alam.

            Beby akan terus bersahabat dan terus bersama dengan Ochi walaupun mereka berbeda alam. Karena persahabatan memang tak kenal segalanya. Maka dari itu sekarang Beby tidak akan pernah lagi merasa dirinya kesepian.

***
 Jaga sahabat kalian selagi mereka masih ada. Jangan pernah kecewain mereka, jangan pernah bikin mereka kesal, saling mengerti perasaan satu sama lain. Dengan begitu persahabatan kalian akan awet. Ingat juga prinsip Beby, persahabatan itu tak kenal segalanya. So, keep your best friend ya!

-Suci Noorjannah Novianti-