Penulis: Lexie Xu
Penerbit: Gramedia
Pustaka Utama
Terbit: April 2011
Jumlah halaman: 304
Serial: Johan Series #2
Serial: Johan Series #2
ISBN: 9786020312941
Format: Paperback
Genre: Thriller, romance, teenlit
BLURB:
Hai, namaku Hanny Pelangi, dan hidupku
saat ini bagaikan sederetan mimpi buruk.
Awalnya semua terlihat
luar biasa. Aku sedang menikmati liburan yang menyenangkan bersama sahabatku,
Jenny, di Singapura saat aku diminta pulang oleh pacar baruku, Benji, sang ketua
OSIS, lantaran aku terpilih menjadi salah satu pengurus MOS. Wow! Terpilih
menjadi anggota tim elite dan mendapat kesempatan menyiksa murid-murid baru?
Siapa yang tidak mau?
Namun, semuanya ternyata
tidak seindah yang kubayangkan. Belum apa-apa rapat kami sudah diteror oleh
seorang cowok bengal yang tidak naik kelas, sangat membenciku, dan hobi
membuatku malu. Pokoknya, cowok yang minta diinjak mukanya deh.
Urusan ini bertambah
parah saat Benji mengajak kami mengarang kisah horor bohongan seputar sekolah
kami. Maksudnya sih untuk menakutnakuti anak-anak baru. Tak disangka,
kisah-kisah horor bohongan itu malah menjelma menjadi kenyataan. Satu demi satu
pengurus MOS mengalami kecelakaan mengerikan yang tidak bisa dijelaskan.
Puncak-puncaknya, nyawaku nyaris melayang.
Apakah yang menyebabkan
kecelakaan-kecelakaan ini? Kutukan kisah horor yang berbalik menimpa kami? Anak
baru yang dendam pada kami?
Kalau memang begitu,
mengapa semua petunjuk mengarah pada Jenny?
SUMMARY:
Kali ini, ceritanya berfokus ke Hanny
Pelangi yang menjadi salah satu pengurus MOS di sekolahnya. Di awal cerita,
muncul cowok yang membuat Hanny kesal padanya. Frankie Cahyadi namanya. Namun,
lama-lama akhirnya kekesalan Hanny pada Frankie berangsur-angsur hilang.
Hanny, tadinya berlibur di Singapura
bersama sahabatnya, Jenny Angkasa. Namun, ditengah-tengah keseruan mereka,
Hanny ditunjuk untuk menjadi pengurus MOS di sekolahnya, yang memaksanya untuk
pulang ke Indonesia. Terang saja, hal ini karena Hanny Pelangi, si cewek paling
populer di sekolahnya, ingin mengerjai adik kelasnya yang baru yang masih
cupu-cupu itu, apalagi selain itu, ia bisa dianggap menjadi kakak kelas yang
keren dan tentunya membuatnya menjadi lebih tenar di sekolahnya. Tentunya Hanny
tidak mau menyia-nyiakannya dong. Apalagi yang memintamya menjadi pengurus MOS
ini adalah pacarnya sendiri, yang menjabat sebagai ketua OSIS di sekolahnya.
Namun, banyak kejadian tak terduga yang
terjadi ketika pelaksanaan MOS. Kejadian-kejadian mengerikan yang tidak oernah
terbayangkan sebelumnya. Kejadian-kejadian yang hampir membuat melayang nyawa
banyak orang. Belum lagi, hal yang membuat semuanya aneh adalah
kejadian-kejadian itu sama persis dengan kisah-kisah horor sekolah mereka yang
sengaja dibuat oleh panitia pengurus MOS (seolah-olah di sekolah mereka pernah
ada kejadian seperti itu) untuk membuat acara MOS tahun mereka lebih seru
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dan yang lebih tak terduga adalah, si
pelaku, yang mengenakan pakaian serba hitam, yang tidak jelas identitasnya
menggunakan gantungan HP yang dibeli leh Jenny (kembaran dengan Hanny) sewaktu
mereka di Singapura, dan ia menggunakan parfum yang biasa digunakan oleh Jenny.
Tetapi, benarkan Jenny pelakunya?
REVIEW:
Yap. Ini adalah buku ke-2 dari serial
novel Johan Series. Dan semakin seru saja. Karena disini korbannya lebih banyak
dibandingkan buku sebelumnya (bukannya aku senang lho banyak korban
berjatuhan). Novel ini sepenuhnya menggunakan POV Hanny Pelangi, tidak seperti
novel Obsesi yang menggunakan POV lebih dari satu orang. Disini Hanny beraksi
bersama Frankie, yang juga merupakan pengurus MOS, sekaligus adik dari mantan
pacar Hanny.
Tidak ada Jenny bersama Hanny, karena
cewek itu masih berada di Singapura untuk liburan. Juga tdak ada Tony dan
Markus, karena mereka sedang mengikuti kamp judo intensif untuk klub judo di
sekolah mereka. Padahal seharusnya mereka turut bersama Jenny dan Hanny ke
Singapura.
Mau tidak mau Hanny harus melewatkan
hari-harinya yang penuh mimpi buruk itu tanpa sahabat-sahabatnya, tapi untung
ada Frankie yang siap sedia untuk Hanny, karena, ehm, di menyukai Hanny. Disini
Frankie diceritakan sebagai anak badung yang suka bolos sekolah dan suka
berkelahi, juga tidak diperhatikan oleh orang tuanya, yang selalu lebih
memperhatikan kakaknya yang berprestasi dibanding dirinya. Frankie pun harus
bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bekerja di bengkel. Disana ia
memiliki teman yang dianggapnya tutornya, yaitu Les, cowok ganteng yang
rambutnya di highlight merah, dan
berumur sekitar tiga puluh tahunan. Iya, sekitar,
karena Les sendiri tidak tahu kapan ia dilahirkan.
Bersama Frankie (juga dibantu sedikit oleh
Les), Hanny menyingkap kasus di sekolahnya itu. Ftankie yang ternyata cerdik
dan cepat tanggap, akhirnya bisa memecahkan kasus ini. Juga Les yang sifatnya
dewasa dan dapat dipercaya sehingga bisa diajak bekerja sama untuk memecahkan
kasus ini pun terlibat juga. Terlepas dari itu semua, tentu saja sisanya adalah
urusan pihak yang berwajib. Disini yang mengurus kasus ini adalah Inspektur
Lukas, yang merupakan omnya Markus. Inspektur Lukas juga lah yang membantu
Jenny dan teman-temannya memecahkan masalah di novel Obsesi.
Jujur saja, buku ini menurutku lebih seru
dibandingkan buku pertamanya, yaitu Obsesi. Karena di buku ini ada Frankie yang
bisa membuat suasana lebh fun,
terkadang juga membuat humor-humor kecil. Juga hubungan Hanny dan Frankie yang
menurutku cute banget. Nggak kalah
deh sama hubungan antara Jenny dan Tony yang romantis.
Juga yang bikin kagum adalah bagaimana
caranya kak Lex menuturkan penjelasan atas kasus-kasus ini. Karena ini adalah
Johan Series, sudah tentu dari awal kita bisa menebak bahwa dalang dari setiap
kejadian ini adalah Johan itu sendiri kan. Nah, jadi, yang bikin seru buatku
adalah cara penyampaian ke pembacanya itu, keren lah pokoknya. Bahasanya asyik,
abege banget, ringan, mudah dipahami, tapi juga seru. Sekali lagi, aku bilang
serial novel Johan Series ini highly
recommended buat kalian yang suka sama genre teenlit, thriller, dan
romance. 5/5 buat novel PMHM!
Regards,
Suci Noorjannah Novianti
0 komentar:
Posting Komentar