Judul buku: Persona
Penulis: Fakhrisina Amalia
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun: April, 2016
Jumlah Halaman: 248
ISBN: 978 – 602 – 03 - 2629 - 0
Format: Paperback
BLURB:
Namanya Altair, seperti salah
satu bintang terang di rasi Aquila yang membentuk segitiga musim panas. Azura
mengenalnya di sekolah sebagai murid baru blasteran Jepang yang kesulitan
menyebut huruf L pada namanya sendiri.
Azura merasa hidupnya yang
berantakan perlahan membaik dengan kehadiran Altair. Keberadaan Altair lambat
laun membuat perasaan Azura terhadap Kak Nara yang sudah lama dipendam pun
luntur.
Namun, saat dia mulai jatuh cinta
pada Altair, cowok itu justru menghilang tanpa kabar. Bukan hanya kehilangan
Altair, Azura juga harus menghadapi kenyataan bahwa orangtuanya memiliki banyak
rahasia, yang mulai terungkap satu demi satu. Dan pada saat itu, Kak Nara-lah
tempat Azura berlindung.
Ketika Azura merasa kehidupannya
mulai berjalan normal, Altair kembali lagi. Dan kali ini Azura dihadapkan pada
kenyataan untuk memilih antara Altair atau Kak Nara.
SUMMARY:
Novel
ini berkisah melalui sudut pandang Azura. Seorang gadis yang tidak memiliki teman
selama masa sekolahnya, sampai akhirnya ia bertemu dengan Altair Nakayama, seorang
anak lelaki pindahan dari Jepang. Pertemuan Azura dengan Altair membuat Azura
merasakan kehadiran seorang teman. Hal ini sangat baik bagi dirinya, karena
dengan begitu, ia tak lagi menyayat lengannya menggunakan cutter lagi yang terjadi akibat depresi.
Hari
demi hari dilewati Azura dengan Altair dan membuat Azura merasa bahwa ia mulai
menyukai Altair. Azura bahkan sudah tak lagi terlalu memikirkan Kak Nara (btw,
kaka Nara awalnya aku kira cewek loh), kakak kelas yang disukainya sejak hari
pertamanya masuk SMA. Namun, ketika Azura merasa bahwa keadaannya sudah jauh
lebih baik dari sebelumnya, secara tiba-tiba Altair menghilang. Hal ini membuat
Azura sangat sedih. Belum lagi Altair tidak memberinya kabar sama sekali.
Sudah
lama sejak menghilangnya Altair, Azura masuk kuliah. Ia bertemu dengan sahabat
baru, namanya Yara. Yang tak disangka merupakan adik dari Kak Nara, kakak kelas
yang dulu disukainya. Dan ditengah-tengah itu semua, Azura kembali menemukan
Altair yang telah lama hilang.
REVIEW:
Gila.
Gila. Gila. Gila. Ini keren banget! Jujur, ini kali pertama aku baca novel yang
jenisnya begini. Konflik keluarga, persahabatan, sekaligus percintaan jadi satu
kesatuan. Beberapa kali air mata sampai netes saking kerennya novel ini. Aaa sampai
jadi bingung harus nulis apa di review ini:’
Aku
suka bagaimana Azura dan Altair ketika mereka sedang berkomunikasi. Altair yang
selalu bisa menjadi tempat Azura meluapkan isi hatinya, sekaligus bisa
memberikan solusi yang tepat untuk memecahkan masalahnya. Altair juga selalu
ada untuk Azura ketika Azura sedang dilanda masalah.
Aku bisa
merasakan kepedihan dan kesedihan yang dirasakan oleh Azura mengenai masalah
keluarganya. Bagaimana ketika ia harus menjalani hidup ditengah guncangan yang
sedang melanda keluarganya. Bagaimana terpukulnya ia dalam situasi seperti itu
sampai-sampai harus menyakiti dirinya sendiri untuk mengalihkan rasa sakit yang
dideritanya.
Juga
kebaikan Yara dan keluarganya kepada Azura. Sikap dan perlakuan mereka kepada
Azura betul-betul patut diacungi jempol. Bikin pembaca terharu. Bagaimana tidak,
kalau keluarga Yara bahkan lebih perhatian kepada Azura dibandingkan dengan keluarga
Azura sendiri.
Dan
terakhir, plot twist yang
mengejutkan. Tidak seperti biasa, ketika membaca novel aku selalu memikirkan
bagaimana plot twist yang akan
terjadi. Kali ini aku tidak terlalu memikirkannya, memang ada beberapa hal yang
ternyata sempat aku tebak akan
seperti itu, tapi aku menepis, eh ternyata memang benar. Dan ternyata aku nggak
tau kalau efeknya bisa sedahsyat ini, seriusan deh. Mendekati akhir novel ini,
aku sampai deg-degan bacanya. Dan ketika baca epilog dari novel ini, BOOM!
Kalian harus baca sendiri supaya tau gimana rasanya:’)
Dan,
tentu saja dari reviewku ini, aku
HARUS memberi novel ini 5 bintang. Thanks
buat kak Fakhrisina Amalia yang udah bikin perasaan campur aduk ketika aku baca
novel ini, senang, kesal, marah, sedih, yang bikin novel ini sangat berkesan. Jadi,
apa novel ini akan ada sekuelnya? I’ll
wait.
Sebenarnya siapa yang menyebabkan hidup siapa hancur?! —Azura.
Segala sesuatu yang sebenarnya terjadi akan terjadi. Kalau tidak terjadi, ya berarti memang seharusnya tidak terjadi. —Azura.
Kadang-kadang, kedekatan kita dengan seseorang justru tampak dari betapa tidak seringnya kita bertemu, tapi kita selalu punya waktu-waktu menyenangkan dalam pertemuan yang tidak sering itu. —Azura.
Regards,
Suci
Noorjannah Novianti
0 komentar:
Posting Komentar