Minggu, 25 Maret 2018

[Book Review] Tomodachi by Winna Efendi



Judul buku: Tomodachi
Penulis: Winna Efendi
Penerbit: Gagas Media
Tahun: Juli, 2014
Jumlah Halaman: 260
ISBN: 78 – 979 – 78 – 0732 - 0
Serial: SCHOOL #2
Format: Paperback
Genre: Teenlit, Romance, Friendship


BLURB:
Pernahkah kau bertemu seorang perempuan yang tak pernah lelah menyalakan harap di hatinya? Dalam Tomodachi, kau akan bertemu perempuan itu. Perempuan biasa, tetapi punya harap luar biasa. Baginya, berlari dan menemukan garis akhir adalah sebuah keharusan. Tidak akan ada kata menyerah.

Pernahkah kau memiliki seseorang yang selalu bisa menghapus cerita sedihmu? Dalam Tomodachi, kau akan menemukan tangan-tangan yang terikat pada satu kata: sahabat. Mereka yang keberadaannya membuat kau tak lagi merisaukan hari esok yang mungkin masih gelap.

Juga dalam Tomodachi, kau akan bertemu seorang laki-laki yang berlari dengan sepasang sayap. Yang selalu mengejar garis akhir, tetapi tak pernah ragu untuk diam sejenak menunggu.

Tomodachi dipersembahkan untukmu yang sedang melewati masa-masa pahit-manis dalam cinta dan persahabatan. Juga untuk setiap orang yang pernah melewati dan merindukannya.


Selamat menyusuri kisahnya.

—Editor S.C.H.O.O.L

SUMMARY:
Novel ini bercerita dari sudut pandang seorang gadis yang baru saja memasuki tahun pertama SMA, Yamaguchi Tomomi. Di hari pertamanya ia masuk sekolah, saat upacara penerimaan siswa siswi baru akan dilaksanakan, ia nyaris terlambat dan baru menyadarinya ketika seorang lelaki sebayanya menabrak dirinya dan memberitahunya akan keterlambatannya. Lelaki itu bernama Yamashita Tomoki.

Tak disangka, Tomomi ternyata sekelas dengan Tomoki, bahkan mereka menjadi teman sebangku, setelah sebelumnya dilakukan pengundian nomor tempat duduk. Tomomi pun merasa bahwa ia sedang sial. Tapi, ada satu hal yang membuat ia tidak terlalu memilikirkan ‘kesialannya’ itu, bahwa ia mendapat tempat duduk di samping jendela.

Alasan Tomomi satu-satunya untuk masuk ke sekolah SMA Katakura Gakuen adalah karena ia ingin bertemu kembali dengan seseorang yang ia sukai. Hasegawa Kazuya, senpai—kakak kelasnya sewaktu di SMP. Bahkan ia dengan nekad tidak membuat pilihan cadangan ketika mendaftar sekolah. Hasegawa senpai adalah salah satu atlet sepak bola di SMP-nya dulu, bahkan di SMA pun, Hasegawa senpai masih masuk ke klub sepak bola. Dengan duduk di samping jendela, maka Tomomi dapat melihat Hasegawa senpai ketika berlatih di lapangan.

Ingin melihat Hasegawa senpai lebih dekat, Tomomi berniat untuk mendaftarkan dirinya sebagai manajer di klub sepak bola. Ia dibantu oleh sahabatnya, Sawada Chiyo untuk melakukan itu. Tetapi, ketika ia ingin memberikan formulir, ia diberitahu oleh Hasegawa senpai bahwa sudah ada yang lebih dahulu mendaftar untuk menjadi manajer di klub sepak bola, orang itu adalah Miyazaki Tabitha, teman sekelas Tomomi dan Chiyo.

Lalu, terlintas di benak Tomomi, bahwa ia harus mengikuti klub atletik, dengan begitu ia tetap bisa melihat Hasegawa senpai dari dekat.

REVIEW:
Sumpah! Kak Winna Efendi pinter banget bikin pembaca masuk ke dalam suasananya Ya Allah. Saking bagusnya novel ini, aku sampai lambat-lambat bacanya, supaya nggak cepet habis Oke, jadi intinya, ini novel teenlit yang nggak sembarangan! Seriusan, kalian harus baca sendiri buat ngebuktinnya. Menurutku, konflik di novel ini bagus, complicated untuk kategori novel remaja.

Aku suka bagaimana Tomomi menceritakan kisah-kisahnya. Kisah persahabatan di novel ini juara banget. Memang nggak sampai nangis gitu sih bacanya (kan biasanya persahabatan identik sama nangis-nangisan kan ya :v). Entah ya, sepanjang aku baca novel ini, aku ngerasa kalau aku memang ada di tengah-tengah mereka, juga suasananya Jepang banget! Berasa nonton live action tapi bedanya nontonnya di dalam kepala, hm, aneh ya perumpamaannya?

Satu hal yang menurutku cukup menganggu. Yaitu penulisan romaji bahasa Jepangnya. Di dalam novel ini, setiap ada huruf yang penulisannya panjang (misal kayak aa, ou) ditulisnya pasti menggunakan huruf yang di atasnya dikasih garis yang mengindikasikan bahwa huruf itu dibaca panjang. Ya, ini mungkin masalah selera ya, aku sendiri lebih suka kalau hurufnya ditulis panjang aja tanpa harus pakai huruf yang ada garis di atasnya. Hehe, gomen kak Winna.

Dan ya, segitu aja review aku. Nggak mau panjang-panjang, ntar malah bikin kalian nggak jadi penasaran :p Berdasarkan review aku di atas, novel ini aku kasih bintang 5! Iya lima! Juara banget kan nih novel. Kalau ga percaya, lihat aja di widget Goodreads aku di blog ini, bintangnya ada 5 kan, hehe. Udah lah, nggak penting ocehanku ini. Bye! Aku akan kembali lagi dengan membawa review-review baru! Baiklah, di bawah ini ada quotes dari novel Tomodachi. Quotes terbanyak sepanjang sejarah blog ini.


Kurasa, dia bahkan tak tahu aku ada. —Yamaguchi Tomomi.

“Kita tidak bisa menolong seseorang yang tidak mau ditolong,” —Eguchi Ryuu.

Watashitachi wa tomodachi dakara. Tomodachi wa otagai ni tasukeau. Karena kita teman, dan teman membantu satu sama lain. —Yamaguchi Tomomi

Aku benci mengakuinya, tetapi kurasa aku cemburu. —Yamaguchi Tomomi.

Perasaanku untuknya lebih dari sekadar teman. —Yamaguchi Tomomi.

“Bukankah ketidakjujuran justru akan lebih menyakitkan bagi semuanya?” —Okaasan.

Suatu hari nanti, aku akan berlari kepadamu. Kuharap, kaulah yang akan menjadi sosok yang menunggu di garis akhir, sama halnya kau akan selalu menjadi tujuan aku berlari. —Yamashita Tomoki.


Regards,
Suci Noorjannah Novianti

0 komentar: