Judul buku: Tomodachi
Penulis: Winna Efendi
Penerbit: Gagas Media
Tahun: Juli, 2014
Jumlah Halaman: 260
ISBN: 78 – 979 – 78 – 0732 - 0
Serial: SCHOOL #2
Format: Paperback
Genre: Teenlit, Romance, Friendship
BLURB:
Pernahkah kau bertemu
seorang perempuan yang tak pernah lelah menyalakan harap di hatinya? Dalam
Tomodachi, kau akan bertemu perempuan itu. Perempuan biasa, tetapi punya harap
luar biasa. Baginya, berlari dan menemukan garis akhir adalah sebuah keharusan.
Tidak akan ada kata menyerah.
Pernahkah kau memiliki
seseorang yang selalu bisa menghapus cerita sedihmu? Dalam Tomodachi, kau akan
menemukan tangan-tangan yang terikat pada satu kata: sahabat. Mereka yang
keberadaannya membuat kau tak lagi merisaukan hari esok yang mungkin masih
gelap.
Juga dalam Tomodachi, kau
akan bertemu seorang laki-laki yang berlari dengan sepasang sayap. Yang selalu
mengejar garis akhir, tetapi tak pernah ragu untuk diam sejenak menunggu.
Tomodachi dipersembahkan
untukmu yang sedang melewati masa-masa pahit-manis dalam cinta dan
persahabatan. Juga untuk setiap orang yang pernah melewati dan merindukannya.
Selamat menyusuri
kisahnya.
—Editor S.C.H.O.O.L
SUMMARY:
Novel ini bercerita dari
sudut pandang seorang gadis yang baru saja memasuki tahun pertama SMA, Yamaguchi
Tomomi. Di hari pertamanya ia masuk sekolah, saat upacara penerimaan siswa
siswi baru akan dilaksanakan, ia nyaris terlambat dan baru menyadarinya ketika
seorang lelaki sebayanya menabrak dirinya dan memberitahunya akan
keterlambatannya. Lelaki itu bernama Yamashita Tomoki.
Tak disangka, Tomomi
ternyata sekelas dengan Tomoki, bahkan mereka menjadi teman sebangku, setelah sebelumnya
dilakukan pengundian nomor tempat duduk. Tomomi pun merasa bahwa ia sedang
sial. Tapi, ada satu hal yang membuat ia tidak terlalu memilikirkan ‘kesialannya’
itu, bahwa ia mendapat tempat duduk di samping jendela.
Alasan Tomomi
satu-satunya untuk masuk ke sekolah SMA Katakura Gakuen adalah karena ia ingin
bertemu kembali dengan seseorang yang ia sukai. Hasegawa Kazuya, senpai—kakak kelasnya sewaktu di SMP. Bahkan
ia dengan nekad tidak membuat pilihan cadangan ketika mendaftar sekolah. Hasegawa
senpai adalah salah satu atlet sepak
bola di SMP-nya dulu, bahkan di SMA pun, Hasegawa senpai masih masuk ke klub sepak bola. Dengan duduk di samping
jendela, maka Tomomi dapat melihat Hasegawa senpai
ketika berlatih di lapangan.
Ingin melihat Hasegawa senpai lebih dekat, Tomomi berniat untuk
mendaftarkan dirinya sebagai manajer di klub sepak bola. Ia dibantu oleh
sahabatnya, Sawada Chiyo untuk melakukan itu. Tetapi, ketika ia ingin memberikan
formulir, ia diberitahu oleh Hasegawa senpai
bahwa sudah ada yang lebih dahulu mendaftar untuk menjadi manajer di klub
sepak bola, orang itu adalah Miyazaki Tabitha, teman sekelas Tomomi dan Chiyo.
Lalu, terlintas di benak
Tomomi, bahwa ia harus mengikuti klub atletik, dengan begitu ia tetap bisa
melihat Hasegawa senpai dari dekat.
REVIEW:
Sumpah! Kak Winna Efendi
pinter banget bikin pembaca masuk ke dalam suasananya Ya Allah. Saking bagusnya
novel ini, aku sampai lambat-lambat bacanya, supaya nggak cepet habis☹
Oke, jadi intinya, ini novel teenlit yang nggak sembarangan! Seriusan, kalian
harus baca sendiri buat ngebuktinnya. Menurutku, konflik di novel ini bagus, complicated untuk kategori novel remaja.
Aku suka bagaimana Tomomi
menceritakan kisah-kisahnya. Kisah persahabatan di novel ini juara banget. Memang
nggak sampai nangis gitu sih bacanya (kan biasanya persahabatan identik sama
nangis-nangisan kan ya :v). Entah ya, sepanjang aku baca novel ini, aku ngerasa
kalau aku memang ada di tengah-tengah mereka, juga suasananya Jepang banget!
Berasa nonton live action tapi
bedanya nontonnya di dalam kepala, hm, aneh ya perumpamaannya?
Satu hal yang menurutku
cukup menganggu. Yaitu penulisan romaji bahasa Jepangnya. Di dalam novel ini,
setiap ada huruf yang penulisannya panjang (misal kayak aa, ou) ditulisnya pasti
menggunakan huruf yang di atasnya dikasih garis yang mengindikasikan bahwa
huruf itu dibaca panjang. Ya, ini mungkin masalah selera ya, aku sendiri lebih
suka kalau hurufnya ditulis panjang aja tanpa harus pakai huruf yang ada garis
di atasnya. Hehe, gomen kak Winna.
Dan ya, segitu aja review aku. Nggak mau panjang-panjang,
ntar malah bikin kalian nggak jadi penasaran :p Berdasarkan review aku di atas, novel ini aku kasih
bintang 5! Iya lima! Juara banget kan nih novel. Kalau ga percaya, lihat aja di
widget Goodreads aku di blog ini,
bintangnya ada 5 kan, hehe. Udah lah, nggak penting ocehanku ini. Bye! Aku akan kembali lagi dengan
membawa review-review baru! Baiklah, di bawah ini ada quotes dari novel Tomodachi. Quotes terbanyak sepanjang sejarah blog ini.
Kurasa, dia bahkan tak tahu aku ada. —Yamaguchi Tomomi.
“Kita tidak bisa menolong seseorang yang tidak mau ditolong,” —Eguchi Ryuu.
Watashitachi wa tomodachi dakara. Tomodachi wa otagai ni tasukeau. Karena kita teman, dan teman membantu satu sama lain. —Yamaguchi Tomomi
Aku benci mengakuinya, tetapi kurasa aku cemburu. —Yamaguchi Tomomi.
Perasaanku untuknya lebih dari sekadar teman. —Yamaguchi Tomomi.
“Bukankah ketidakjujuran justru akan lebih menyakitkan bagi semuanya?” —Okaasan.
Suatu hari nanti, aku akan berlari kepadamu. Kuharap, kaulah yang akan menjadi sosok yang menunggu di garis akhir, sama halnya kau akan selalu menjadi tujuan aku berlari. —Yamashita Tomoki.
Regards,
Suci Noorjannah Novianti
0 komentar:
Posting Komentar