"Bukannya gitu Mel, tapi kamu kan gak suka Dufan?"
tanyaku heran.
"Tapi kan kamu suka Dufan Shan!" jawabnya dengan tersenyum manis.
"Enggak gitu! Aneh aja Mel, kamu kan gak suka Dufan, kok kamu ngajak aku
kesini? Sedangkan setiap aku ajak kamu ke Dufan kamu gak mau, ini malah kamu
yang ngajak aku ke Dufan" tanyaku yang masih heran dengan Melody.
Mendengar ucapanku, Melody terdiam sejenak, lalu ia berkata :
"Akhir-akhir ini kamu banyak melamun Shan! Aku juga jadi kesepian. Dulu
kamu itu ceria, talkative, tapi sekarang? Kamu lebih banyak murung, jadi
pendiam. Kamu juga jadi sering absen di sekolah. Padahal kamu itu anak
satu-satunya yang menjadi panutan, kenapa kamu jadi gini sih Shan? Aku cuman
gak mau persahabatan kita yang selama ini kita jalani, hancur begitu saja hanya
karena masalah sepele. Karena itu aku membawamu ke Dufan, aku pengen kamu ceria
kayak dulu lagi Shan! Lepasin semua bebanmu disini!" ucapnya dengan
menatap mataku.
"Maafin aku Mel kalo aku udah buat kamu kecewa sama aku" ucapku lirih.
"Udah deh! Ini kan Dufan, jadi kita harus senang-senang!" semangat
Melody pun mulai terlihat lagi.
"Tapi Mel ..." belum sempat aku selesai berbicara, Melody sudah
memotongnya.
"Udah deh! Gak usah tapi-tapian!" kata Melody sambil menarik tanganku
ke suatu wahana yang ada di Dufan.
"Emm, yaudah deh!"ucapku. Aku kasihan dengan Melody. Sepertinya ia
sangat kesepian karena akhir-akhir ini aku lebih banyak murung. Maaf ya Mel,
aku belum bisa kasih tau kamu semua masalahku, ucapku dalam hati.
"Shan! Kok dari tadi diam aja sih? Kamu ada masalah ya? Kalo kamu ada
masalah, kamu boleh kok cerita sama aku, kalo kamu gak mau juga gak papa kok.
Aku gak mau kamu terpaksa untuk ngomong" ucapnya sambil tersenyum. Namun,
dari matanya terlihat bahwa ia sangat kecewa.
"Gak ada apa-apa kok Mel" kataku berbohong, karena aku gak mau
membuat Melody sedih karnaku. Maafin aku ya Mel !!! Teriakku dalam hati.
"Eh, Shan! Daripada kita diam terus, mendingan kita naik Hysteria yuk!
Kalo gak Hysteria, kita naik Roller Coaster, Tornado, atau ..." ucapan
Melody pun terhenti karena ucapanku.
"Gak semuanya!" kataku menolak ajakan Melody.
"Kenapa?" tanya Melody heran.
"Takut jantungku copot, haha" tawaku disusul tawa Melody. Mungkin
semenjak aku murung, inilah satu-satunya aku tertawa bersama Melody.
Bersambung ...
Tunggu kelanjutannya di part
selanjutnya.
2 komentar:
=))
Why? ._.
Posting Komentar